Festival Museum Simbolisasi pelepasan ribuan artefak tersebut dilakukan oleh Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu serta jajaran di Kementerian Koordinator Perokonomian dan Kementerian Budaya dan Pariwisata di Bandara Halim Perdana Kusumah, Rabu, 24 Februari 2010.
"Tantangannya adalah bagaimana membangun sebuah paviliun yang unik sehingga dapat menarik pengunjung uang diperkirakan akan berjumlah 70 juta orang dari China dan seluruh dunia," kata Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu.
Seleksi dan pengumpulan artefak diakui Mari, dilakukan sejak dua tahun lalu, berkeliling seluruh nusantara.
Artefak akan dipamerkan selama enam bulan, sejak 1 Mei hingga 31 Oktober 2010.
Artefak yang dikirim di antaranya, alat musik etnik seperti gendang dan gitar dari berbagai daerah, alat tani, arsitek dan ornamennya, alat transportasi seperti becak yang memiliki desain khas daerah, kain kuno, keris, perhiasan, topeng, serta alat menangkap ikan.
Mari menuturkan, dalam mengisi paviliun Indonesia di Shanghai Expo 2010, PT Freeport Indonesia juga menyumbangkan artefak yang akan dikirimkan diantaranya perahu kayu suku Asmat, Kamoro, dan Sentani, serta alat musik tifa dari suku Asmat.
Presiden Direktur & CEO PT Freeport Indonesia Armando Mahler mengakui, budaya Asmat telah dikenal baik di dunia internasional. Bahkan, dia mengatakan museum budaya Asmat telah didirikan di Amerika Serikat.
"Setiap tahun, ada festival budaya Asmat, sudah ada literatur dan tersebar di seluruh dunia. Dengan adanya museum Asmat di Amerika Serikat artinya budaya kita sangat dikenal dunia," kata Armando.
Melalui Shanghai Expo 2010, Mari mengharapkan, tak hanya peningkatan perdagangan melalui transaksi penjualan, namun juga terjadi peningkatan investasi dan pariwisata.
