Universitas Katolik Parahyangan akhirnya secara resmi mengumumkan hasil rapat senat yang berisikan pertimbangan sanksi terkait kasus plagiat Banyu Perwita, Jumat (12/2/2010) siang. Hasil rapat yang dilakukan Kamis (11/2/2010) itu berisikan enam poin.
Di antaranya, mengakui bahwa tindakan plagiarisme yang dilakukan Anak Agung Banyu Perwita atas artikelnya yang dimuat di Harian The Jakarta Post pada 12 November 2009. Tindakan plagiarisme merupakan tindakan yang bertentangan dengan integritas, tata krama, dan nilai-nilai akademik.
Unpar juga membenarkan bahwa beberapa tulisan (setidaknya empat kali-red) yang dimuat di Harian The Jakarta Post merupakan plagiat. Keputusan ini dibacakan oleh Rektor Unpar Cecilia Lauw didampingi Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Unpar Rm Laurentius Tarpin.
"Senat universitas tidak dapat menerima tindakan plagiarisme. Senat universitas merekomendasikan kepada rektor untuk menerima pernyataan pengunduran diri Banyu Perwita sebagai bentuk pertanggungjawabannya," tuturnya, membacakan siaran pers yang berisi poin-poin rapat Senat Unpar itu.
Namun, di dalam putusan rapat itu tidak disinggung sama sekali mengenai rekomendasi pencabutan gelar profesional pada diri Banyu Perwita. Hasil rapat yang berisikan pertimbangan ini telah dilaporkan kepada pihak yayasan hari ini.
