Hebohnya fenomena langit terbelah, menurut para pakar merupakan fenomena biasa dan memang selebihnya tidak bisa diprediksi kapan akan terjadi.
Kepala Sub Bidang Informasi Publik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofosika (BMKG) Harry Tirto Djatmiko mengatakan, dalam fenomena tersebut adalah fenomena kapan bisa saja terjadi, dalam ilmu perlangitan ada tiga kategori, awan menenagh, awan rendah dan awan tinggi.
"Yang terjadi adalah awan rendah yang sekarang, dari bentuknya memanjang , berpadu dengan Columbus," katanya Sabtu (21/8/2010).
Untuk hal-hal lain tidak bisa diprediksi,"Ini saja yang bisa di ketahui, lainnya tidak (tanda-tanda diluar ilmu pasti," imbuhnya.
Sementara itu, Peneliti di Pusat Sains Atmosfir dan Iklim Thomas Djamaludin mengatakan bahwa fenomena alam tersebut merupakan kejadian alam yang disebut sebagai Dark crepuscular.
Hal itu biasanya di katakan di mana kondisi langit sedang terang, namun terdapat garis gelap.
“Garis gelap tersebut terjadi akibat sebuah awan padat besar yang menghalangi radiasi cahaya,” katanya.